إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1)
فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (2)
إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ (3)
Sebagian dari kita senang sekali dengan surat ini, karena jika imam membacanya maka sholat akan cepat selesai. Tapi Al-Quran tidak begitu. Sependek-pendeknya surat malah memiliki makna yang luas. Coba !
Surat ini turun saat orang kafir Makkah, yaitu Ash bin Wa’il, mengatakan pada temannya bahwa Nabi Muhammad itu orang yang ‘abtar’. Abtar artinya tidak memiliki penerus, sehingga esok ia tidak akan lagi diingat dan dikenang. Hal itu karena setiap Rasulullah mempunyai putra laki-laki, mesti wafat diwaktu kecilnya.
Baca juga: Syair Al-Badi’ Karya Mas Muhammad Ismail Al-Ascholy
Maka mereka mem-bully Rasulullah; ah biarkan saja, dia itu abtar, paling besok sudah terlupakan. Namun Allah membalas mereka hanya dengan 3 ayat. 3 ayat ini membawa sebuah skenario takdir yang besar di hari kelak, bahwa ucapan mereka adalah seratus persen salah.
Bagaimana tidak, tak ada satupun daerah di dunia ini setelah habisnya masa kenabian yang menguat dan tersebar Islam di tempat tersebut kecuali berkat orang-orang yang menisbatkan diri mereka kepada Nabi Muhammad shollallohu alaihi wa sallam, baik jalur nasab maupun jalur sanad. Di era sahabat orang-orang yang menyebarkan agama Islam benar-benar menisbatkan dirinya bahwa mereka adalah sahabat Nabi.
Baca juga: Mas Moh. Ismail al-Ascholy: Orang Galau Harus Bersabar
Bahkan sekarang, kita benar-benar tau siapa yang menyebarkan Islam ke Nusantara, wali songo, yang mana mereka adalah keturunan Nabi. Lebih-lebih saat ini, dakwah habaib atau juga kiai menggemakan sholawat, menyuarakan nama Nabi Muhammad dimana-mana, dan semuanya semarak mengenalkan syariat satu persatu kepada umat. Jadi Rasulullah ‘abtar’ darimana? Sama sekali tidak ‘abtar’.
Skenario Allah dalam surat tersebut sungguh dahsyat. Surat itu membuktikan bahwa Nabi diberikan keutamaan oleh Allah meramaikan seisi dunia dengan ulama dan habaib yang mesti bersambung kepada beliau. Yang ulama mengatakan: ikutilah bahtera nuh dalam guncangan debur ombak fitnah yang merambah di dunia, bahtera itu adalah para keturunan Rasulullah shallallohu alaihi wasallam. Yang habaib juga meramaikan: ikutilah ulama, umat terdahulu ketika ditinggal oleh nabi-nabi mereka, maka menjadi rusak, tapi tidak dengan umat Muhammad karena mereka memiliki ulama, dan ulama adalah para pewaris Nabi.
Baca juga: Muhammad Ismail Al-Ascholy: Syaikhona Kholil Disalahkan Santri
Umat Muhammad juga semakin bertambah dari zaman ke zaman. Ketika ada perpecahan atau sebuah masalah, coba perhatikan bagaimana Allah kembali mempersatukan mereka lagi. Bahkan sejak era Salahuddin Al-Ayyubi hingga sekarang, menyuarakan nama Rasulullah adalah cara mempersatukan umat.
Maka ini termasuk dari makna “Inna a’toinakal kautsar”, Kami memberimu al kautsar. Kautsar adalah al-khair al-katsir; kebaikan yang banyak sekali, umatnya yang banyak, namanya yang disebut dimana-mana, sejarahnya yang dipelajari, ilmunya yang terus dihidupkan, dan syariatnya yang masih berjaya hingga sekarang, itu termasuk al-kautsar. Lalu puncak al-kautsar yang dimaksudkan oleh Nabi adalah telaga di surga kelak, dimana umat beliau seluruhnya sejak 1400 tahun ini dikumpulkan menjadi satu, sama-sama meminum air telaga itu, sehingga “orang yang meminum telaga kautsar maka tidak akan haus setelah itu selamanya”. Dan ketika Nabi melihat itu, wajah beliau sangat ceria penuh bangga.
Baca juga: Syekh Muhammad bin Ismail; Inilah Keistimewaan Dua Mempelai (Mas En & Neng Fiya)
Maka orang yang ‘abtar’ adalah orang yang telah mencela Rasulullah. Mana jasanya, mana kenangannya, mana sejarahnya selain menjadi seorang buruk dan pencela, seperti Ash bin Wa’il? Tidak ada. Inna syani’aka huwal abtar. Wallahu a’lam.
Oleh: Mas Muhammad Ismail Al-Ascholy – PP. Syaichona Moh. Cholil Demangan Barat Bangkalan.
One Reply to “Mas Ismail Al-Ascholy: Al-Kautsar; Surat Terpendek Yang Sangat Luas Maknanya”