Asscholmedia.net – Berangkat dari edisi sebelumnya, tentang penangkal sengatan Ular dan Kalajengking dengan membaca Ayat:

سَلٰمٌ عَلٰى نُوْحٍ فِى الْعٰلَمِيْنَ

Yang dikutip dari beberapa riwayat, Syaikh Abi al-Jamal Muhammad ath-Thahir bin al-Hasan al-Kattaniy al-Hasaniy (w. 1348 h) mengatakan: “Hal itu tidak lain merupakan salah satu keistimewaan yang dianugrahkan Allah ﷻ kepada Nabi Nuh As.

Para ulama telah menyatakan: “Tidaklah seorang Nabi memiliki keutamaan dan keistimewaan kecuali Nabi kita Muhammad ﷺ juga diberikan keutamaan dan keistimewaan yang sama atau bahkan Beliau ﷺ dianugrahkan suatu yang lebih besar dan agung dibanding Nabi lainnya.”

Maka dari itu, Syaikh al-Kamal al-Dumairiy mengutip dari sebagian ulama al-Muqaddimin mengatakan: “Barang siapa di awal malam dan awal siang membaca:

عَقَدْت زُبَانَ الْعَقْرَبِ وَلِسَانَ الْحَيَّةِ وَيَدَ السَّارِقِ بِقُولُ‏:‏ أَشْهَدُ أَنَّ لَا إلَهَ إلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللَّهِ

Artinya: Aku mengikat capit Kalajengking, lisan Ular dan tangan Pencuri dengan ucapan: “Ayshadu Alla ilaha illallah wa ayshadu Anna Muhammadarrasulullah” (aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah). Maka ia akan aman dari Kalajengking, Ular dan Pencuri.

Imam Malik dan sekelompok ulama hadits lainnya selain Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Abi Hurairah ra, beliau berkata:

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا لَقِيتُ مِنْ عَقْرَبٍ لَدَغَتْنِى الْبَارِحَةَ قَالَ أَمَا لَوْ قُلْتَ حِينَ أَمْسَيْتَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ لَمْ تَضُرُّكَ

“Ada seseorang yang datang menghadap Nabi ﷺ lalu berkata, ‘Wahai Rasulullah, mengapa aku menjumpai kalajengking yang menyengatku semalam.” Rasulullah bersabda, “Andai ketika sore kamu membaca: “A’uudzu bikalimaatillaahit taammaati min syarri maa kholaq (aku berlindung kepada kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya) niscaya Kalajengking itu tidak akan mencelakaimu.”

Dan dalam satu hadits, riwayat at-Tirmidzi disebutkan:

مَنْ قَالَ إِذَا أَمْسَى ثَلَاثَ مَرَّاتٍ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ لَمْ تَضُرَّهُ حُمَةٌ تِلْكَ اللَّيْلَةَ.

“Barangsiapa yang mengucapkan ketika sore tiga kali: A’uudzu bikalimaatillaahit taammaati min syarri maa kholaq (aku berlindung kepada kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya) tidak akan memudharatkannya sengatan (binatang) pada malam itu.”

(Suhail) berkata: keluarga kami mempelajarinya. Mereka berkata bahwa pernah anak perempuan mereka disengat (binatang) tapi tidak merasa sakit. Beliau berkata: Hadits ini hasan.

Di dalam kitab Shahih Muslim dari riwayat Khawlah binti Hakim as-Salimah juga disebutkan, beliau pernah mendengar bahwa Rasulullah ﷺ pernah bersabda:

إِذَا نَزَلَ أَحَدُكُمْ مَنْزِلًا فَلْيَقُلْ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ فَإِنَّهُ لَا يَضُرُّهُ شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْهُ

“Apabila salah seorang dari kalian singgah di suatu tempat maka hendaklah ia berdoa: A’uudzu bikalimaatillaahit taammaati min syarri maa kholaq (aku berlindung kepada kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya)”, niscaya tidak akan ada yang membahayakannya hingga di pergi dari tempat itu”.

Syaikh ad-Dumairiy dari al-Hafidz Fakhruddin bin Utsman bin Muhammad bin Ustman al-Qawriziy pernah menetap di kota Makah, beliau mengisahkan:

“Aku pernah membaca kitab tentang Faraid dihadapan Syaikh Taqiyuddin al-Hawraniy. Saat aku duduk, ada Kalajenging yang sedang melata lalu Syaikh mengambilnya dan membolak-balik Kalajengking itu di atas telapak tangan beliau kemudian aku meletakan kitab di hadapanku. Lantas beliau berkata:

“Bacalah kitabmu!”.

Aku berkata: “Aku akan membacanya setelah Anda mau beri tahukan dahulu Faidah (amalan yang Anda baca untuk menangkal bahaya dari Kalajengking tadi)”.

“Amalan itu aku ijazahkan padamu.” Dawuh beliau.

Aku berkata: “Seperti apa amalannya wahai Syaikh!?”

Beliau berkata: “Nabi telah menyatakan:

من قال حين يصبح وحين يمسي: بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ، وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Barang siapa membaca: “Bismillahilladzi laa yadhurru ma’asmihi syai-un fil ardhi wa laa fis samaa’ wa huwas samii’ul ‘aliim (Dengan nama Allah yang tidak ada yang dapat mencelakai bersama nama-Nya apapun yang ada di bumi dan di langit dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat).” Niscaya tidak ada sesuatu yang membahayakannya dan aku telah membacanya tadi awal siang. Waallahu A’lamu

Penulis: Abdul Adzim

Referensi:

✍️ Syaikh Abi al-Jamal Muhammad ath-Thahir bin al-Hasan al-Kattaniy al-Hasaniy
|Mathali’u as-Sa’adah fi Iqtirani Kalimatiyi asy-Syahadah| Daru al-Kutub al-Ilmiyah hal 230-231.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.