Asscholmedia.net – Dalam sambutan yang ketiga, Irjen. Pol. Marthinus Hukom, S.I.K., M.Si (Kadensus 88) menyampaikan banyak hal terkait dengan isu-isu nasional yang sedang berkembang saat ini.

Pada kesempatan ini pula, Bapak Kadensus 88 membawa beberapa mantan teroris yang kemudian diperkenalkan kepada hadirin Mubes 2 Asschol.

Dihadirkannya para mantan teroris tersebut tiada lain untuk tujuan beberapa hal, pertama agar mereka kenal dengan kita dengan maksud bahwa kita semua ini bersaudara.

Kedua, agar stigma teroris yang telah menempel pada tubuh dan jiwa mereka supaya bisa dilepaskan.

Ketiga, Bapak Marthinus Ingin memanusiakan mereka, dengan maksud bahwa memohon arahan dan didikan kepada para pejabat pemerintah dan tokoh kiai-kiai agar mau menerima mereka untuk didik keislamannya.

Keempat, memohon agar doakan mereka supaya bisa menjadi orang baik dan membawa pesan-pesan moral dan nasionalisme seperti guru Agung Syaikhona Cholil Bangkalan.

Bapak Marthinus mengakui bahwa Syaikhona Cholil merupakan Tokoh Ulama yang senantiasa membawa pesan-pesan nasionalisme dan bahkan menjadi pahlawan atas kemerdekaan Indonesia.

Sehingga, menurutnya, Syaichona Cholil sangat layak untuk diberikan gelar pahlawan nasional.

Ia juga berharap agar para generasi yang belajar di pesantren bisa membawa pesan-pesan Islam rahmatan lil alamin, mengabdikan diri kepada masyarakat dan menyalurkan ilmunya seperti Syaichona Cholil.

Mari kita lihat saat ini, telah banyak terjadi peperangan dimana-mana dan konflik diberbagai belahan dunia.

“Semua ini adalah upaya atau ambisi manusia karena kekuasaan yang tidak bisa dikendalikan oleh akal sehat”, tegasnya.

“Beda halnya lagi dengan berbagai informasi yang muncul, telah mempengaruhi akal sehat manusia saking pesatnya teknologi. Kita sering dibanjiri oleh berita-berita hoax dan penuh kebohongan sehingga menjadi propaganda pada tatanan masyarakat”, imbuhnya

Ia juga menyampaikan kabar tentang maraknya terorisme dan radikalisme yang sampai saat ini terus menjadi isu-isu hangat yang tidak bisa dihindari.

Sehingga, generasi muda yang belajar di pesantren diharapkan bisa paham hal-hal seperti itu sehingga bisa menjadi benteng diri untuk terhindar dari perilaku terorisme dan radikalisme.

Kadensus 88 juga berharap ada peran aktif dari pesantren dalam memahami situasi yang berkembang saat ini dan juga turut aktif mencari solusi dalam berbagai macam permasalahan.

“Adakan kajian-kajian penting tentang hubungan antar negara, Pancasila dan sebagainya”, pungkasnya.

Reporter: Rofi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.