Asscholmedia.net – Ramadhan adalah bulan penuh berkah, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan pun dibelenggu. Pada bulan Ramadhan terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan. Rasulullah SAW bersabda: “Telah datang Bulan Ramadhan, bulan penuh berkah, maka Allah mewajibkan kalian untuk berpuasa pada bulan itu, saat itu pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, para setan diikat dan pada bulan itu pula terdapat satu malam yang nilainya lebih baik dari seribu bulan”. (HR. Ahmad).

Sebagai bulan yang dinantikan umat Islam di dunia, Ramadhan memiliki banyak keistimewaan. Keistimewaan bulan suci Ramadhan bahkan bisa dilihat mulai dari banyaknya nama yang menjadi sebutan untuknya. Maklum kiranya ungkapan ulama, Katsrah al-Asma dallah ala Syaraf al-Musamma, yang artinya banyaknya nama menunjukkan kemuliaan yang diberi nama. Dan Ramadhan memiliki banyak nama lain di dalamnya.

Dr. Zain bin Muhammad bin Husain al-Idrus dalam kitabnya Asma Syahr Ramadhan menyebutkan nama-nama lain bulan Ramadhan. Di antaranya ialah sebagai berikut:

1. Syahr al-Quran atau bulan al-Quran.
Bulan Ramadhan disebut juga bulan al-Qur’an karena Allah menurunkan kitab suci umat Islam pada bulan ini seperti disebutkan Allah dalam surat al-Baqarah ayat 185. Turunnya al-Qur’an kepada Nabi Muhammad di bulan Ramadhan juga menjadi momentum bangkitnya ajaran samawi setelah terhenti beberapa lama dalam masa-masa fatrah.

2. Syahr al-Siyam atau bulan puasa.
Maklum kiranya Ramadhan disebut dengan bulan puasa karena hanya pada bulan ini dilaksanakan ibadah istimewa, berpuasa satu bulan penuh bagi umat Islam.

3. Syahr al-Qiyam atau bulan mengisi waktu malam dengan ibadah.
Banyak ulama menafsirkannya dengan shalat Tarawih. Karena salah satu yang menjadikan bulan Ramadhan istimewa dari bulan-bulan lainnya ialah ibadah shalat Tarawih yang tidak bisa ditemukan pada malam bulan lainnya.

4. Syahr al-Dua, atau bulan untuk berdoa.
Bulan Ramadhan disebut juga bulan doa melihat banyak sekali qaul yang menyebutkan bahwa doa menjadi salah satu keistimewaan bulan Ramadhan. Salah satunya ialah Allah dengan jelas menempatkan ayat perintah berdoa (al-Baqarah: 186) di tengah rentetan ayat-ayat yang menjelaskan puasa (al-Baqarah: 183-187).

5. Syahr al-Rahmat atau bulan turun rahmat.
Bulan Ramadhan dinamakan bulan rahmat, karena pada bulan ini Allah mengistimewakannya dengan banyak kekhususan. Hal tersebut menunjukkan rahmat Allah yang tercurah luas di bulan ini. Di antara keistimewaan tersebut dapat dilihat dari hadits riwayat Abu Hurairah yang artinya sebagai berikut: Rasulullah bersabda: Ketika datang bulan Ramadhan terbukalah pintu-pintu rahmat, terkunci pintu-pintu Jahannam dan dirantailah setan-setan. (HR. Thabrani).

6. Syahr al-Maghfirah atau bulan ampunan.
Bulan Ramadhan adalah bulan ampunan dan merdeka bebas dari api neraka. Masyhur kiranya hadits Nabi, Man shama Ramadhana imanan wahtisaban ghufira lahu ma taqaddama min dzanbih. Artinya, barang siapa berpuasa di bulan Ramadhan dalam keadaan beriman dan mengharap pahala dari Allah maka akan diampuni baginya dosa-dosa yang terdahulu ia lakukan.

7. Syahr al-Sabr atau bulan kesabaran.
Allah menjadikan puasa sebagai benteng yang kuat bagi hamba-hambanya menahan diri dari nafsu baik ghadabiyah (amarah) maupun syahwatiyah (syahwat). Maka bulan Ramadhan di mana ibadah tersebut diwajibkan di dalamnya menjadi bulan kesabaran bagi umat Islam.

8. Syahr al-Shadaqah atau bulan sedekah.
Bulan Ramadhan disebut bulan sedekah karena di bulan ini umat Islam dianjurkan berbuat baik sebanyak-banyaknya kepada sesama, salah satunya ialah dengan bersedekah.

Diriwayatkan dari Anas bin Malik bahwa Nabi Muhammad saw. Pernah ditanya tentang puasa mana yang lebih utama setelah puasa Ramadhan. Nabi menjawab, “Syaban karena mengagungkan Ramadhan. Ditanyakan pula pada beliau, Sedekah mana yang lebih utama? Nabi menjawab, Sedekah di bulan Ramadhan.

9. Syahr al-Rizqi atau bulan ditambahnya rezeki.
Bulan Ramadhan disebut pula bulan ditambahnya rezeki bagi orang-orang beriman.

10. Syahr al-Muwasah atau bulan keleluasaan dan kesetaraan.
Bulan di mana orang-orang kaya disempatkan untuk merasakan rasa lapar. Keutamaan-keutamaan tersebut di antaranya dijelaskan oleh hadits riwayat Ibnu Khuzaimah, al-Baihaqi, Ibnu Hayyan dari Salman Ra yang artinya sebagai berikut:
Rasulullah Saw berkhutbah di akhir bulan Syaban. Rasulullah bersabda: Wahai umat manusia, telah datang kepada kalian bulan yang agung dan penuh barakah, bulan yang di dalamnya terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan yang Allah jadikan puasa di dalamnya fardu untuk dilaksanakan, menghidupkan malamnya sebagai sunnah.

Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah di bulan Ramadhan dengan satu kebaikan sama seperti halnya ia melaksanakan amal fardhu di bulan lainnya. Bulan yang barangsiapa melaksanakan satu amal fardhu di dalamnya maka terhitung baginya melaksanakan tujuh puluh amal fardhu di bulan lain.

Ramadhan adalah bulan kesabaran, sedangkan kesabaran balasannya ialah surga. Ia adalah bulan keleluasaan, bulan di mana rezeki orang-orang beriman ditambahkan. Barangsiapa memberi makanan berbuka untuk orang yang berpuasa maka baginya ampunan untuk dosa-dosanya, dimerdekakan dari api neraka, dan ia mendapatkan pahala sama seperti yang didapatkan oleh orang yang ia beri tersebut.

Kemudian para sahabat bertanya kepada Rasulullah, Wahai Rasulullah, tidak semuanya dari kami memiliki sesuatu yang dapat diberikan untuk berbuka puasa? Rasulullah Saw bersabda, Allah akan memberikan pahala tersebut kepada siapa saja yang memberikan untuk berbuka puasa meski hanya dengan satu buah kurma atau seteguk air, sececap air susu. Bulan Ramadhan adalah bulan yang awalnya ialah rahmat, tengah-tengahnya ampunan, dan akhirnya dimerdekakan dari api neraka. Barangsiapa meringankan tugas hamba sahayanya maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya dan memerdekakannya dari api neraka.

Demikian beberapa nama lain dari bulan Ramadhan. Semoga kita bisa melaksanakan ibadah dengan khidmat di dalamnya. Wallahu alam.

Sumber:
-Dikutip dari kitab Asma Syahr Ramadhan karya Dr. Zain bin Muhammad bin Husain al-Idrus al-Baalawi, cet 3 Maktabah al-Mujallad al-Arabi, Mesir.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.