Asscholmedia.net – Agar bacaan shalawat kepada nabi ﷺ mudah membekas terhadap diri orang yang membaca, serta mendapatkan apa yang diinginkan berkat bacaan shalawatnya itu, maka membaca shalawat harus menggunakan etika.

Meskipun pada dasarnya membaca shalawat ulama sepakat tetap sampai kepada nabi ﷺ, kendatipun dalam keadaan tidak suci, atau dengan niat riya dan pamer.

Akan tetapi urusan pahala dari bacaan itu belum tentu sampai kepada pembaca, sebab shalawat sama dengan ibadah yang lain, yang mengharuskan ikhlas kepada pembacanya menurut sebagian ulama yang lain.

Ibnu Sayid Muhammad Syatha mengatakan dalam kitab Kifayatul Atqiya Wa Minhajul Ashfiya.

وينبغى للشخص إذا صلى عليه صلى الله عليه وسلم أن يكون بأكمل الحالات متطهرا متوضأ مستقبل القبلة متفكرا فى ذاته السنية لأجل بلوغ النوائل والأمنية

وأن يرتل الحروف وأن لا يستعجل فى الكلمات كما قال صلى الله عليه وسلم “إذا صليتم علي فأحسنوا الصلاة علي فإنكم لاتدرون لعل ذلك يعرض علي

فقولوا “أللهم اجعل صلواتك وبركاتك على سيد المرسلين وإمام المتقين وخاتم النبيين سيدنا محمد عبدك ورسولك إمام الخير وقائد الخير ورسول الرحمة اللهم ابعثه المقام المحمود الذى يغبظبه فيه الأولون والأخرون. رواه الديلمى

Bagi seseorang yang membaca shalawat kepada nabi ﷺ, hendaknya dengan sikap yang sangat baik dan sempurna. Yakni dalam keadaan suci, punya wuduk, menghadap kiblat, dan membayangkan sosok Rasulullah ﷺ yang sangat agung itu, agar bisa mendapatkan anugerah dan tercapainya sebuah keinginan.

Hendaknya shalawat itu dibaca secara tartil setiap huruf-hurufnya, dan tidak tergesa-gesa dengan pengucapan kalimat-kalimatnya. Sebagaimana nabi ﷺ bersabda, “Ketika kalian membaca shalawat kepadaku, maka perindahlah bacaan itu kepadaku, sebab kalian tidak tahu kalau shalawat itu ditampakkan kepadaku.

Maka bacalah, (Allahumma ij’al shalawatika wa barakatika ‘ala sayidil mursalin wa imamil muttaqin wa khatamin nabiyina sayidina Muhammadin ‘abdika wa rasulika imamil khairi wa qaidil khairi wa rasulir rahmah. Allahumma ib’atshul maqamal mahmudal ladzi yaghbithuhu fihil awwaluna wal akhirun.)”

Oleh: Shofiyullah el_Adnany

Referensi : Kifayatul Atqiya Wa Minhajul Ashfiya| Sayid Abi Bakar al-Ma’ruf Bi Sayid Bakar al-Makki Ibnu Sayid Muhammad Syatha ad-Dimyathi| Hal 7.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.