Ketika Allah ﷻ hendak menjadikan manusia, malaikat khawatir manusia itu hanya akan menjadi perusak dan saling membunuh.

Allah ﷻ berfirman dalam Surah al-Baqarah,

وَإِذۡ قَالَ رَبُّكَ لِلۡمَلَـٰۤىِٕكَةِ إِنِّی جَاعِلࣱ فِی ٱلۡأَرۡضِ خَلِیفَةࣰۖ قَالُوۤا۟ أَتَجۡعَلُ فِیهَا مَن یُفۡسِدُ فِیهَا وَیَسۡفِكُ ٱلدِّمَاۤءَ وَنَحۡنُ نُسَبِّحُ بِحَمۡدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَۖ قَالَ إِنِّیۤ أَعۡلَمُ مَا لَا تَعۡلَمُونَ

“Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah 30)

Maka kemudian Allah ﷻ menunjukkan kepada para malaikat – bahwa manusia tidak hanya akan menjadi perusak dan menumpahkan darah – lewat cerita Nabi Musa berikut ini.

قيل : إن موسى عليه السلام قال : يارب أوصنى، قال : كن مشفقا على خلقي، قال : نعم، فأراد الله أن يظهر شفقته للملائكة فأرسل ميكائل في صور عصفور صغير، وجبريل في صفة شاهين يطرده، فجاء العصفور إلى موسى وقال : أجرني من الشاهين، فقال : نعم، فجاء الشاهين وقال : يا موسى هرب مني طير وأنا جائع، فقال : أنا أسد جوعتك بلحمي، فقال : لا آكل إلا من فخذك، قال : نعم، فقال : لا آكل إلا من عينيك، قال : نعم، قال : لله درك يا كليم الله، أنا جبريل والطير ميكائيل، وقد أرسل الله إليك ليظهر شفقتك للملائكة رادا عليهم بقولهم “أتجعل فيها من يفسد فيها” الأية

Diceritakan, Nabi Musa ﷺ bermunajat kepada Allah, “Tuhanku, nasehatilah aku!” Lalu Allah berfirman, “Jadilah kamu murah hati terhadap makhlukKu!” “Iya, Tuhanku.” Jawab Nabi Musa.

Kemudian Allah ﷻ hendak menampakkan sifat murah hatinya Nabi Musa kepada para malaikat dengan mengutus malaikat Mikail untuk menjelma sebagai burung Kutilang kecil, dan mengutus malaikat Jibril sebagai burung Elang yang sedang memburu burung Kutilang tadi.

Kemudian burung Kutilang itu mendatangi Nabi Musa seraya mengadu, “Selamatkan aku dari Burung Elang!” “Siap.” Kata Nabi Musa.

Setelah itu datang juga Burung Elang kepada Nabi Musa, juga ingin mengadu, “Wahai Nabi Musa, Burung Kutilang melarikan diri dariku, sedangkan aku lapar sekali.” “Aku yang akan meredakan rasa laparmu dengan tubuhku.” Jawab Nabi Musa. “Aku tidak akan makan kecuali bagian dari pahamu.” Lanjut Si Elang. “Iya.” Si Elang masih belum puasa dan berkata lagi, “Aku tidak mau makan kecuali bagian dari matamu.” “Boleh, silahkan!” Jawab Nabi Musa tanpa ragu.

“Baik sekali sekali dirimu, wahai Kalimullah. Aku sebenarnya adalah malaikat Jibril, dan Burung Kutilang itu adalah Mikail yang diutus oleh Allah ﷻ kepadamu untuk menampakkan sifat murah hatimu di hadapan para malaikat, demi menolak perkataan mereka yang tersebut dalam al-Quran yang artinya, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak di sana.” Jawab Malaikat Jibril menutup perbincangan.

Oleh : Shofiyullah el_Adnany

Referensi : An-Nawadir| al-Alim al-Allamah as-Syaikh Syihabuddin Ahmad Bin Salamah al-Mishri al-Qalyubi as-Syafi’i.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.