Diantara cara membahagiakan Rasulullah ﷺ adalah memperbanyak anak. Kenapa memperbanyak anak? Karena dengan memperbanyak anak, berarti memperbanyak umat Rasulullah ﷺ, dan dengan itu kelak Rasulullah ﷺ akan membangga-banggakan.

تزوجوا الودود الولود فاني مكاثر بكم الأمم

“Nikahilah wanita yang penyayang dan subur! Karena aku berbangga dengan banyaknya ummatku.” (HR. An-Nasa’I dan Abu Dawud)

Dari itu, Sayidina Umar radliyallahu ‘anhu banyak sekali menikah demi mendapatkan anak.

روى عن عمر رضى الله عنه أنه كان ينكح كثيرا ويقول : إنما أنكح للولد

Diriwayatkan dari Sayidina Umar radliyallahu ‘anhu, bahwa beliau banyak istrinya, dan beliau berkata, “Aku menikah hanya ingin memperbanyak anak.”

Oleh sebab anjuran memperbanyak anak, maka wanita subur lebih baik daripada cantik, sebegaimana keterangan hadits di bawah,

قال عليه السلام : سوداء ولود خير من حسناء لا تلد

Rasulullah ﷺ bersabda, “Wanita hitam dengan banyak anak, lebih baik daripada wanita cantik yang tidak bisa punya anak.”

وقال : خير نسائكم الولود الودود

Rasulullah ﷺ juga bersabda, “Sebaik-baik wanita kalian, dia yang penyayang dan subur.”

Akan tetapi sangat tidak mudah untuk mendapatkan anak yang banyak, sebab untuk melahirkan satu anak saja perjuangannya sangat luar biasa bagi seorang wanita; penuh dengan air mata, bahkan ada yang harus kehilangan jiwanya.

Allah ﷻ menggambarkan kondisi wanita hamil dalam al-Quran, bahwa ia dalam keadaan lemah yang terus-menerus, kemudian menyusuinya sampai dua tahun.

Namun sebagai hadiah dari perjuangannya, Allah ﷻ mewajibkan kepada seorang anak untuk berbuat baik dan bersyukur kepada ibu yang telah melahirkannya. Sebagaimana firmanNya,

وَوَصَّیۡنَا ٱلۡإِنسَـٰنَ بِوَ ٰ⁠لِدَیۡهِ حَمَلَتۡهُ أُمُّهُۥ وَهۡنًا عَلَىٰ وَهۡنࣲ وَفِصَـٰلُهُۥ فِی عَامَیۡنِ أَنِ ٱشۡكُرۡ لِی وَلِوَ ٰ⁠لِدَیۡكَ إِلَیَّ ٱلۡمَصِیرُ

“Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu.” (QS. Luqman 14)

Juga dijelaskan di dalam hadits Nabi ﷺ tentang pahala bagi wanita hamil yang menerima dengan lapang dada.

قال صلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ: أمَا تَرْضى إحداكنَّ أنَّها إذا كانَتْ حاملًا مِن زَوجِها وهو عنها راضٍ أنَّ لها مِثلَ أَجْرِ الصائمِ القائمِ في سبيلِ اللهِ عزَّ وجلَّ، فإذا أصابَها الطَّلقْ لم يعلَمْ أهلُ السماءِ وأهلُ الأرضِ ما اجتَمعَ لها مِن قُرَّةِ أَعيُنٍ، فإذا وضَعتْ لم يتجرَّعْ مِن لَبَنِها، ولم يمَصَّ مِن ثَدْيِها مَصَّةً إلَّا كان لها بكلِّ جَرْعةٍ وبكلِّ مَصَّةٍ حسَنةٌ، فإنْ أسهَرَها ليلةً كان لها مِثلُ أَجْرِ سبعينَ رَقَبةً، يعتِقُهنَّ في سبيلِ اللهِ بإِ خْلَاصٍ

“Tidakkah para wanita senang, ketika dia hamil dari suaminya, dan dia ridha, maka dia mendapat pahala seperti orang yang puasa dan tahajud ketika sedang jihad fi sabilillah. Ketika sedang kontraksi, maka ada janji yang sangat menyejukkan mata yang belum pernah diketahui penduduk langit dan bumi. Setelah dia melahirkan, lalu menyusui bayinya, maka setiap isapan ASI akan menghasilkan pahala. Jika dia bergadang di malam hari maka dia akan mendapat pahala seperti membebaskan 70 budak fi sabilillah dengan ikhlas.” (HR. Al-Hasan bin Sufyan)

Dengan mengetahui besarnya pahala wanita hamil ini, seorang istri akan lebih bersabar menanggung beban kehamilan, melahirkan dan menyusui anaknya. Dan, tidak ragu lagi untuk memperbanyak anak.

Oleh : Shofiyullah el_Adnany

Referensi 1 : Kitabun Nikah Fima Yambaghi Lirrajuli Wan-Nisai Ma’rifatuhu Min Masailin Nikahi| Muhammad bin Abdul Qadir Ba Fadlil| Hal 82.

Referensi 2 : Irsyaduz Zaujain| Muhammad bin Abdullah Ba Fadlil

#Keterangan foto di atas, adalah keluarga besar Hadratusy Syaikh RKH. Fakhrillah Aschal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.