Asscholmedia.net – Hari Jum’at sore, waktu perjalanan saya menuju tempat rutinan Asschol Arosbaya di tengah perjalanan ada ranting pohon jatuh, dan hampir saja saya menabraknya.

Alhamdulillah selamat. Tapi setelah jauh dari tempat jatuhnya ranting pohon tadi, saya berpikir, kalau saya selamat belum tentu orang lain juga selamat. Saya kepikiran kenapa ranting di tengah jalan tadi tidak saya buang dulu. Padahal pahalanya besar meski pekerjaannya remeh.

Nabi ﷺ bersabda,

بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِي بِطَرِيقٍ وَجَدَ غُصْنَ شَوْكٍ عَلَى الطَّرِيقِ فَأَخَّرَهُ، فَشَكَرَ اللَّهُ لَهُ فَغَفَرَ لَهُ

“Saat seorang pria sedang berjalan, tiba-tiba ia mendapati sebuah dahan berduri yang menghalangi jalan. Kemudian ia menyingkirkannya. Maka Allah bersyukur kepadanya dan mengampuni dosa-dosanya” (HR al-Bukhari).

Dalam rutinan Asschol Arosbaya itu dihadiri langsung oleh pengasuh Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil, yaitu RKH. Fakhrillah Aschal. Beliau membaca kitab Nashaihul Ibad halaman ketiga, tanpa sengaja saya melihat baris di bawah, terdapat cerita yang sangat terkenal tentang Imam Ghazali, yang ada hubungannya dengan cerita ranting jatuh di atas.

رؤى الغزالى فى النوم فقيل له مافعل الله بك فقال أوقفنى بين يديه وقال لى بم قدمت علي فصرت أذكر أعمالى فقال لم أقبلها وإنما قبلت منك ذات يوم نزلت ذبابة على مداد قلمك لتشرب منه وأنت تكتب فتركت الكتابة حتى أخذت حظها رحمة بها ثم قال تعالى امضوا بعبدى إلى الجنة.

Seorang ulama bermimpi Imam Ghazali ketika beliau sudah wafat, lalu ulama itu bertanya kepada beliau, “Bagaimana perlakuan Allah ﷻ terhadapmu, Imam?” “Aku ditempatkan di sisinya.” Jawab Imam Ghazali. Allah ﷻ berfirman, “Sebab apa kamu sampai kepadaKu?” Lalu aku menyebutkan amal-amal baiku.

Namun Allah ﷻ berfirman kemudian, “Bukan itu yang Aku terima, melainkan suatu hari datang seekor lalat hinggap pada tinta pensilmu untuk meminumnya, sedangkan kamu tengah menulis, lalu kamu berhenti menulis sehingga lalat itu selesai minum karena kamu merasa kasihan kepada lalat itu.” Kemudian Allah ﷻ meneruskan firmannya kepada para Malaikat, “Bawalah hambaKu itu ke dalam surga.”

Kesimpulannya, jangan pernah meremehkan amal yang kecil dan yang sedikit, karena kita tidak tahu amal mana yang akan diterima oleh Allah ﷻ. Dan betapa banyak amal yang kecil dapat memasukkan orang ahli maksiat ke dalam surga dan diampuni segala dosanya. Waallahu A’lamu

Penulis: Shofiyullah El-Adnany

Sumber :

✓Syarhu Nasha ‘ih-al-Ibad fi bayani alfazhi al-munabbihat ‘ala isti’dad lil yaum al-Ma’aad| Syaikh Nawawi al-Banteni| Maktabah wa Mathba’ah Nurul Huda Surabaya hal 03.

✓Hadits Shahih Al-Bukhari No. 615 – Kitab Adzan| Fathul Bari Jilid 4 Kitab Adzan. Halaman 177-179.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.