Asscholmedia.net – Jangan pernah khawatir dengan urusan rezeki sebab Allah ﷻ sudah menjaminya. Dan jangan sampai rezeki kita menjadi penghalang ketaatan kita kepada Allah ﷻ.

Allah ﷻ Berfirman :

وَمَا مِن دَاۤبَّةࣲ فِی ٱلۡأَرۡضِ إِلَّا عَلَى ٱللَّهِ رِزۡقُهَا وَیَعۡلَمُ مُسۡتَقَرَّهَا وَمُسۡتَوۡدَعَهَاۚ كُلࣱّ فِی كِتَـٰبࣲ مُّبِینࣲ

“Dan tidak satupun makhluk bergerak (bernyawa) di bumi melainkan semuanya dijamin Allah rezekinya. Dia mengetahui tempat kediamannya dan tempat penyimpanannya. Semua (tertulis) dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh).” (QS. Hud 6)

جاء في الخبر أن الله تعالى خلق طيرا أخضر في الهواء وجعل على ظهره رمحا وتحت بطنه رمحا أخر وخلق حوتا في البحر يأكل السمك ويدخل بين أسنانه لحم السمك ويضره ويؤلمه فيخرج رأسه من الماء ويفتح فمه

فيجئ ذلك الطير الأخضر فيدخل في فم الحوت يأكل ماكان بين أسنانه ويكون الرمحان كعمودين في فم الحوت لايقدر على مضغه وأكله

فلما فنى اللحم من بين أسنانه يطير في الهواء جعل الله تعالى رزقه من بين أسنانه ويرجع الحوت إلى مكانه ويستريح بسببه ويكون منهما سببا للأخر ولا يترك الطير بلارزق فكيف يترك الإنسان بلارزق (مواعظ العصفورية)

Diceritakan, bahwa Allah ﷻ menciptakan seekor burung berwarna hijau terbang di atas langit, sedang di punggung dan di perutnya terdapat sebuah tombak. Allah ﷻ juga menciptakan ikan paus di dalam laut sedang memakan ikan kecil, dan daging ikan yang dimakan tadi masuk ke dalam giginya ikan paus tadi sehingga membuat ia sakit, lalu ikan paus itu membuka mulutnya dan mengeluarkan ke permukaan laut.

Kemudian burung hijau tadi datang menghampiri paus, dan masuk ke dalam mulut paus yang sedang menganga sembari memakan daging-daging yang nempel di sela-sela gigi paus. Sementara tombak yang ada di punggung dan perutnya burung hijau tadi menjadi penyangga, sehingga si paus tidak bisa makan burung hijau itu.

Setelah daging di sela-sela gigi paus habis, burung hijau itu terbang lagi ke langit. Allah ﷻ memberikan rezeki burung dari sisa-sisa daging di gigi paus, kemudian paus kembali ke tempatnya dan merasa nyaman sebab burung tadi. Allah ﷻ tidak meninggalkan burung itu tanpa rezeki, bagaimana mungkin Allah ﷻ akan meninggalkan manusia tanpa rezeki. Waallahu A’lamu

Penulis: Shofiyullah al-Adnany

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.