قال تعالى : وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَىٰ تَكْلِيمًا

“Dan Allah ﷻ telah berbicara kepada Musa dengan langsung.(Surat An-Nisa’ Ayat : 16)

قال موسى: يا رب أقريب أنت فأناجيك؟ أم بعيد فأناديك، فأني أحس حس صوتك ولا أراك فأين أنت؟ فقال الله: أنا خلفك وأمامك وعن يمينك وعن شمالك يا موسى أنا جليس عبدي حين يذكرني وأنا معه إذا دعاني. (الديلمي عن ثوبان).

Nabi Musa as berkata: “Ya Rabb! Apakah Engkau dekat denganku? Maka aku akan mengadu pada-Mu ataukah Engkau jauh dariku? Maka Aku memanggilmu. Aku merasakan bisik suara-Mu, namun aku tidak bisa melihat-Mu. Dimanakah Engkau berada? Lalu Allah ﷻ berfirman” : Aku berada dibelakangmu, di hadapanmu, di kanan dan kirimu. Wahai Musa! Aku duduk bersama hambku, saat dia dzikir kepada-Ku dan aku bersamanya saat dia berdoa kepadaku”. [1]

قال الله تعالى إلى موسى: أتحب أن أسكن معك بيتك فخر لله ساجدا ثم قال: فكيف يا رب تسكن معي في بيتي، فقال: يا موسى أما علمت أني جليس من ذكرني، وحيثما التمسني عبدي وجدني. (ابن شاهين في الترغيب في الذكر عن جابر).

Allah ﷻ berfirman pada Nabi Musa as: “Wahai Musa! Aku senang bila Aku bersamamu dirumahmu”. (mendengar hal itu) Nabi Musa as seketika bersimpuh sujud pada Allah ﷻ. Kemudian Nabi Musa as bertanya: “Bagaimana caranya agar Engkau bisa bersamaku dirumahku, Ya Rabb?” Allah ﷻ berfirman: “Wahai Musa! tidakkah kau tahu bahwa Aku duduk bersama orang yang dzikir padaku? Disaat hamba-Ku memohon kepada-Ku, maka dia telah menemui-ku”. [2]

قال الله تعالى: يا موسى! لن تراني، إنه لن يراني حي إلا مات، ولا يابس إلا تدهده. ولا رطب إلا تفرق؛ إنما يراني أهل الجنة الذين لا تموت أعينهم ولا تبلى أجسادهم.
(الحكيم عن ابن عباس).

Allah ﷻ berfirman: “Wahai Musa! engkau tidak akan bisa melihatku, karena tiada suatu benda yang hidap melihat-Ku kecuali ia akan mati, tiada suatu yang kering melihat-Ku kecuali ia akan melengkung dan tiada suatu yang basah melihat-Ku kecuali ia akan hancur berkeping-keping hanya ahli surga yang bisa melihat-Ku, yang tidak akan mati dan hancur tubuhnya”.[3]

وقال تعالى في كتابه الكريم: وَلَمَّا جَاۤءَ مُوْسٰى لِمِيْقَاتِنَا وَكَلَّمَهٗ رَبُّهٗ ۙ قَالَ رَبِّ اَرِنِيْٓ اَنْظُرْ اِلَيْكَ ۗ قَالَ لَنْ تَرٰى نِيْ وَلٰكِنِ انْظُرْ اِلَى الْجَبَلِ فَاِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهٗ فَسَوْفَ تَرٰى نِيْ ۚ فَلَمَّا تَجَلّٰى رَبُّهٗ لِلْجَبَلِ جَعَلَهٗ دَكًّا وَّخَرَّ مُوْسٰى صَعِقًا ۚ فَلَمَّآ اَفَاقَ قَالَ سُبْحٰنَكَ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاَنَا۠ اَوَّلُ الْمُؤْمِنِيْنَ ﴿الأعراف : ۱۴۳﴾

“Dan ketika Musa datang untuk (munajat) pada waktu yang telah Kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, (Musa) berkata, “Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.” (Allah) berfirman, “Engkau tidak akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu, jika ia tetap di tempatnya (sebagaimana sediakala) niscaya engkau dapat melihat-Ku.” Maka ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) kepada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia berkata, “Mahasuci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman.” [4]

Waallahu A’lamu

Penulis: Abdul Adzim

[1]• تاريخ مدينة دمشق – (6/116)
[2]• كنز العمال في سنن الأقوال والأفعال (1/432)
[3]• التمهيد لما في الموطأ من المعاني والأسانيد (155/7)
[4]• القرآن سورة الأعراف آية (7:143)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.