Asscholmedia.net – Wahab bin Munabbih, menceritakan: Dahulu ada seorang laki-laki dari kalangan Bani Israel yang rajin beribadah, ia berpuasa selama 70 tahun lamanya dan hanya berbuka puasa setiap sepekan (7 hari) sekali. Lantas ia berdoa, memohon kepada Allah ﷻ agar ditunjukkan padanya bagaimana syetan menggoda manusia. Berulang kali ia memohon kepada Allah ﷻ namun tidak kunjung dikabulkan. Lalu ia termenung dan berguman:
ﻟﻮ ﺍﻃﻠﻌﺖ ﻋﻠﻰ ﺧﻄﻴﺌﺘﻲ , ﻭﺫﻧﺒﻲ ﺑﻴﻨﻲ ﻭﺑﻴﻦ ﺭﺑﻲ ﻟﻜﺎﻥ ﺧﻴﺮﺍً ﻟﻲ ﻣﻦ ﻫﺬﺍ ﺍﻷﻣﺮ ﺍﻟﺬﻱ ﻃﻠﺒﺘﻪ.
“(Mungkin) Andai aku lebih mengoreksi kesalahan dan dosa-dosa antara aku dan Tuhanku, tentu lebih baik bagiku dari pada apa yang aku minta selama ini.”
Setelah ia merenung, Allah ﷻ akhirnya mengutuskan malaikat untuk mendatanginya sembari berkata:
ﺇﻥ ﺍﻟﻠﻪ ﺃﺭﺳﻠﻨﻲ ﺇﻟﻴﻚ , ﻭﻫﻮ ﻳﻘﻮﻝ ﻟﻚ : ﺇﻥ ﻛﻼﻣﻚ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﺬﻱ ﺗﻜﻠﻤﺖ ﺑﻪ ﺃﺣﺐ ﺇﻟﻲ ﻣﻤﺎ ﻣﻀﻰ ﻣﻦ ﻋﺒﺎﺩﺗﻚ , ﻭﻗﺪ ﻓﺘﺢ ﺍﻟﻠﻪ ﺑﺼﺮﻙ ﻓﺎﻧﻈﺮ.
“Sesungguhnya Allah ﷻ mengutusku padamu, Dia berfirman: “Bahwa ucapanmu ini lebih Aku senangi dari ibadah dan permintaanmu yang telah lalu”. Dan Allah ﷻ telah membukakan pandangan (mata)mu, sekarang lihatlah!.”
Kemudian laki-laki itu memandang disekitarnya, tampaklah tentara-tentara Iblis (Syetan) memenuhi seantro bumi. Maka bisa dipastikan, tidak seorang pun manusia di muka bumi ini yang luput dari syetan yang datang menggoda manusia seperti serbuan lalat.
Lalu laki-laki itu berkata:
ﺃﻱ ﺭﺏ ﻣﻦ ﻳﻨﺠﻮ ﻣﻦ ﻫﺬﺍ؟
“Duh Rabbi! Siapa gerangan yang akan selamat dari ini?”
Allah ﷻ menjawabnya:
ﺍﻟﻮﺭﻉ ﺍﻟﻠﻴﻦ
“(Yang selamat) adalah orang yang wara’ dan berbudi perkerti yang lembut”.
Waallahu A’lamu
Oleh: Abdul Adzim
📌 Referensi:
• Al-Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali| Ihya’ Ulumiddin| Daru al-Kutub al-Ilmiyah, juz 2 hal 242
• Al-Hafidz Abu Nu’im Ahmad bin Abdullah al-Ashfani| Hilyatu al-Aulia wa Thabaqi al-Ashfiya| Daru al-Kutub al-Ilmiyah, juz 4 hal 32
• Syaikh Abdul Qadir ar-Rifa’i al-Faraqi al-Tharabalsiy| Ihya al-Qulub| Daru al-Kutub al-Ilmiyah, hal 128