Asscholmedia.net – Syaikh Muhyiddin al-Imam an-Nawawi dalam kitab al-Adzkar menyampaikan: “Pada malam hari raya juga dianjurkan untuk menyemarakkan dengan takbiran yaitu takbir mursal, takbir yang memang disyariatkan pada seluruh hari raya, tidak khusus ketika shalat (tidak mengiringi shalat) dan hendaknya dibaca dengan keras bagi kaum laki-laki untuk menampakkan syiar hari raya.
Pada ‘idul Fitri melakukan takbiran sejak terbenam matahari sampai dimulainya shalat hari raya, dianjurkan memperbanyak takbir baik di jalanan, di Masjid, Pasar, bahkan di tempat tidur, dan tempat-tempat lainnya, baik ketika duduk ataupun berjalan, siang atau pun malam.
Adapun pada ‘idul Adha sejak selesai shalat shubuh pada hari ‘Arafah sampai shalat ‘Asar pada akhir hari tasyrik, hal ini muktamad menurut Imam Ibnu Hajar, sedangkan menurut Imam Ramli adalah sejak masuk waktu fajar pada hari ‘Arafah sampai terbenamnya matahari pada akhir hari tasyrik.
Lafadz takbir yang dibaca berulang-ulang adalah:
اللَّهُ أكْبَرُ اللَّهُ أكْبَرُ اللَّهُ أكْبَر
Adapun jika ingin menambahkan dengan bacaan takbir yang lebih panjang yang bagus (hasanah) sebagaimana dituturkan oleh Imam asy-Syafi’i dan ‘ulama-‘’ulama Syafi’iyyah adalah dengan lafadz:
اللّه أكْبَرُ كَبيراً، والحَمْدُ لِلَّهِ كَثيراً، وَسُبْحانَ اللَّهِ بُكْرَةً وأصِيلاً، لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ، وَلا نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدينَ وَلَوْ كَرِهَ الكافِرُون، لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ، صَدَقَ وَعْدَهُ، وَنَصَرَ عَبْدَهُ، وَهَزَمَ الأحْزَابَ وَحْدَهُ، لا إِلهَ إِلاَّ اللّه واللَّهُ أكْبَرُ
Kemudian, apabila bertakbir dengan lafadz yang sudah menjadi kebiasaan, menurut jama’ah Ashhabus Syafi’i adalah tidak apa-apa bahkan merupakan shighat yang disukai dan pokok, sebagaimana lafadz:
اللَّهُ أكْبَرُ اللَّهُ أكْبَرُ اللَّهُ أكْبَرُ، لا إِلهَ إِلاَّ اللَّهُ، واللَّهُ أكْبَرُ اللَّهُ أكْبَرُ ولِلَّهِ الحَمْدُ.
Waallahu A’lamu