Asscholmedia.net – Sebuah hikayah tentang seorang sahabat Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam yang bernama Zahid al-Aswad, sahabat Zahid ini lebih dikenal sebagai sahabat yang sangat miskin, dengan fisik hitam bertubuh pendek. Meskipun seorang Zahid ini bukanlah termasuk sahabat yang masyhur sebagaimana sahabat Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Zubair, dan Hamzah akan tetapi keseharian sahabat Zahid ini selalu berada di Suffah (Tempat Ibadahnya orang orang shufi). Sekarang nama ini lebih dikenal dengan nama Dekkah.

Pada suatu ketika Rasulullah pergi ke Suffah kemudian Rasulullah mengunjungi Zahid al-Aswad yang sedang beribadah.

“Assalamualaikum wahai Zahid, kenapa dirimu selalu sendirian?” (mendengar salam Rasulullah Zahid pun kaget bercampur gugup, karena Zahid dikunjungi Rasulullah sedangkan dirinya merasa bukanlah pemuka sahabat yang masyhur selalu bersama dengan Rasulullah shallahu Alaihi Wasallam), “Waalaikumussalam ya Rasulullah, saya tidak sendiri, Allah selalu bersama saya” jawab Zahid.

“Bukan itu yang saya maksud wahai Zahid, kenapa dirimu tidak menikah?”, “Wanita mana yang mau atas keberadaan saya ini, sedangkan saya adalah hamba yang sangatlah miskin, hitam pula wajah saya ya Rasulallah, kiranya apa yang harus hamba pantaskan untuk dijadikan modal menikah, tak ada ya rasulullah”.

Mendengar rintihan Zahid, Rasulullah kemudian memerintahkan juru tulisnya (sekretaris) untuk menulis surat kepada saudagar kaya dari kalangan bangsawan yang bernama Said. Isi di dalam surat itu Rasulullah meminang langsung putrinya Said yang bernama Zulfa. Zulfa mendengar dirinya dipinang oleh Zahid al-Aswad yang sangat miskin itu, spontan Zulfa menolak karena dia merasa dirinya tidaklah pantas bersanding dengan Zahid.

Melihat putrinya menolak, Said pun bertanya kepada Zahid “Apakah benar surat ini dari Rasulullah?” mendengar nama Rasulullah, Zulfa langsung menerima pinangan Zahid al-Aswad itu dengan rasa cinta, karena kecintaannya kepada Allah dan Rasulullah.

Berita pertunangan Zahid al-Aswad dengan Zulfa binti Said ini menjadi perbincangan pada waktu itu, Rasulullah menyuruh Zahid pergi ke pasar untuk membeli perlengkapan pernikahannya. Di sisi lain Rasulullah Menyuruh para sahabat untuk menyambut musuh yang hendak mengepung dengan peperangan, para sahabat terlihat sangat sibuk mempersiapkan senjata dan alat-alat peperangan lainnya.

Berita tentang perintah perang dari Rasulullah akhirnya sampai di telinga Zahid, tanpa pikir panjang Zahid yang hendak sampai di rumah akhirnya kembali lagi ke pasar sedangkan alat pernikahan yang telah dibelinya ia jual kembali, kemuadian ditukarkan dengan seekor kuda dan senjata, Zahid lebih memilih berperang membela Allah dari pada mempersiapkan pernikahannya.

Setelah peperangan selesai, akhirnya tersebar bahwa Zahid al-Aswad telah gugur dalam peperangan hingga akhirnya berita gugurnya Zahid sampai kepada Rasulullah kemudian Rasulullah mewartakan kepada para sahabat bahwa sesungguhnya Zahid telah gagal menikah, akan tetapi dia telah di sambut oleh para bidadari di surga, mendengar informasi tersebut para sahabat menangis haru.

Berita tentang gugurnya Zahid telah sampai kepada Zulfa, berita itu membuat Zulfa sedih, karena betapa mulyanya Zahid sehingga Rasulullah melamar Zulfa atas dirinya Zahid. “Ya Allah calon jodohku telah gugur dalam peperangan, maka jodohkanlah saya dengannya di dalam akhirat dan pertemukanlah saya dengan Zahid” Zulfa berdoa dalam rasa kehilangan.

Semoga kita bisa mengambil uswah dari hikayah diatas, perbanyaklah doa agar kita termasuk orang yang husnul khatimah. Amin.

  • Tulisan ini pernah terbit di Tabloid Asschol Media edisi spesial.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.