Asscholmedia.net, Digelarnya Konferensi Wilayah NU Jawa Timur pada hari Ahad (28 Juli 2018) di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri mendapatkan perhatian dari berbagai kalangan khususnya dari kalangan para kiai di Jawa Timur.

Pesan dan harapan tentang Konferwil NU tersebut juga disampaikan oleh KH. Makki Nasir, Ketua Tanfidziyah PCNU Bangkalan. Melalui Media Resmi PCNU Bangkalan, beliau menyampaikan pesan-pesan tersebut.

Diantara yang diutarakan Kiai Makki adalah wanti-wanti agar peserta Konferensi tidak terlena oleh iming-iming dalam bentuk apapun termasuk iming-iming berupa uang.

“Jangan sampai urusan Per-uangan mengaburkan perjuangan yang tertata bulat” demikian pesan Cicit Syaichona Moh. Cholil tersebut, Kiai Makki Nasir.

Berikut kutipan lengkap pesan-pesan Ketua Tanfidziyah PCNU Bangkalan yang dipublikasikan melalui Tabloid WargaNU: “Memilih pemimpin di tubuh NU adalah menumpukkan amanah dunia akhirat, kredibilitas calon terpilih bukan sekedar siap menjabat tapi lebih pada figur yang mengedepankan mentalitas siap berkhidmat.

Kendati Muassis menjamin khadim NU tidak akan melarat, tapi figur khadim NU harus sepenuhnya sadar bahwa yang namanya perjuangan memang selalu memeras keringat.

Di NU, sisi perjuanganlah yang harus melekat. Oleh karena itu, jangan sampai urusan per-uangan mengaburkan perjuangan yang tertata bulat. Urusan yang tidak berkaitan langsung dengan khittah perjuangan tidak boleh menghasut para khadim NU menjelma sebagai kutu loncat, kita wajib menjunjung sakralitas dan kebesaran NU yang bermartabat.

Menjadikan NU sebagai batu loncatan akan memberi kita kejutan, ketidak relaan para Muassis Jam’iyah Nahdlatul Ulama bagi siapapun yang berani bermain ‘api’ dengan NU akan disaksikan sejarah dan tidak akan terelakkan. Oleh karena itu, di Konferwil hari ini (28-29/7) bayangan kita adalah menghadiri undangan para Masyayikh NU, yakni Syaikhona Moh. Kholil, KH. Hasyim Asy’ari, KH. Abd. Wahab Hasbullah, KH. As’ad Syamsul Arifin, dan para masyayikh lain yang tiada henti-hentinya memberi perhatian dan pengawasan. Apalagi saat ini Shohibul baitnya adalah; Mbah Manaf, Mbah Marzuqi, Mbah Mahrus dan seluruh masyayikh Pondok Pesantren Lirboyo yang kiprahnya tidak diragukan lagi.

Mari ketuk hati kita untuk selalu menjaga muru’ah (wibawa) ulama sepuh, jangan membuat para masyayikh menangis dan membuat hatinya keruh, merekalah yang tiada henti mendoakan NU dalam sujud dan simpuh. Mari ber-Konferensi dengan sehat dan ikhlas, semoga kelak kita berkumpul dengan para masyayikh Nahdlatul Ulama. Amin…”

Kontributor: Muhyiddin Arief
Editor: Ishaq Rofi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.