TAUSIAH PENGASUH
PP. SYAICHONA MOH. CHOLIL
DALAM ACARA MUBES 1 ASSCHOL
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الحمد لله رب العالمين اللهم صل على سيدنا محمد صلاة تجعلنا بها من اهل العلم ظاهرا وباطنا وتحشرنا بعبادك الصالحين في دنيانا واخرانا وعلى اله وصحبه وسلم
.اما بعد
Alhamdulillah wa syukru lillah… Betapa bangga, terharu dan bahagianya kami menyaksikan para alumni dan simpatisan hari ini berkumpul di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil, untuk bersilaturrahim sekaligus menyatukan langkah dalam spirit perjuangan membesarkan Pondok Pesantren kita tercinta. Acara Mubes ini diharapkan menjadi media silaturrahim yang akan menjadi perekat ikatan persaudaraan yang takkan terputus antar alumni yang selama ini telah kita rajut dengan benang kasih sayang. Ikatan suci ini harus terus-meneus kita pupuk dalam balutan persaudaraan dan persatuan yang tidak boleh putus sampai kapanpun, khususnya antara Alumni dan Majelis Keluarga Pondok Pesantren Syaichona Moh.Cholil.
Saudara-saudariku para alumni Pesantren Syaichona Moh. Cholil
Alumni merupakan bagian tak terpisahkan dari Pesantren Syaichona Moh. Cholil. Di manapun kalian berada, di kota, di pelosok desa bahkan di ujung dunia sekalipun, tetap merupakan bagian tak terpisahkan dari pesantren kita tercinta. Kita pernah hidup bersama, makan, tidur dan belajar bersama di pesantren, merjaut benang perjuangan dalam suka maupun duka, memahat cita-cita dan prinsip yang dipegang teguh oleh segenap elemen pesantren sejak masa Syaichona Moh. Cholil. Setelah selesai menempuh pendidikan di pesantren, para alumni bertebaran dimana-mana, karena dinamika dalam kehidupannya sesuai perkembangan zaman yang dialami masing-masing. Pola hidup, ragam pergaulan, lintas komunikasi, dan lain-lain senantiasa menggiring kita mengikuti perkembangan zaman yang bergerak cepat menyisir setiap lini kehidupan. Karena hal itulah, tidak mengherankan manakala para alumni berada dimana-mana, mencari nafkah ke berbagai penjuru mata angin, lintas pulau bahkan lintas negara. Kita tidak boleh terpisah raga, dengan berbagai profesi dan akitvitas masing-masing. Tetapi ikatan pengabdian tidak boleh terpisah, walau badai seperti apapun datang menerpa. Alumni tidak boleh menghilang seperti ditelan perut bumi, sirna laksana asap terbang ke angkasa.
Ingatlah wahai saudara-saudariku…!!
Alumni bukanlah laksana anak panah yang terlepas dari busurnya, melenggang melesat tanpa peduli lagi kepada pesantrennya. Kalian merupakan buah dari Pohon bernama Pesantren Syaichona Moh. Cholil, akar kita tetap tertancap di pesantren ini, tak boleh tercabut dan dicabut oleh siapapun. Semua boleh berubah, semua boleh berganti, tetapi yang tidak boleh berubah dan berganti, yaitu Iman dan Islam menurut faham Ahlussunnah wal jamaah yang sudah terpatri di dalam hati, dan hubungan silaturrahim antara Guru dan Santri, serta pengabdian kepada Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil tercinta. Ikatan suci ini tidak boleh terpisah, walau badai seperti apapun datang menerpa, tidak boleh sirna laksana asap terbang ke angkasa. Jangan pernah berfikir perjuangan membesarkan pesantren kita telah usai. Perjuangan merealisasikan cita-cita luhur muassis masih sangat panjang, bahkan sampai ajal menjemput kita. Marilah kita dengan mengepak sayap, melihat dan menghadapi berbagai kenyataan di depan kita, dengan saling berpegangan tangan, bersatupadu dalam kebersamaan.
Kami keluarga besar Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil selama ini selalu berupaya dan berusaha, supaya kita selalu menyatu dalam ikatan emosional yang sama, dalam segenap gerak langkah dan hembusan nafas yang sama. Dalam berbagai kesempatan, kami selalu mengajak saudara-saudaraku para alumni untuk senantiasa berkumpul bersama, baik pengajian rutin bulanan, dalam acara-acara yang sering diadakan di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil, maupun dalam acara-acara lain di luar pesantren. Kami juga senantiasa berupaya dan berusaha meluangkan waktu untuk selalu hadir menemui para alumni yang berada di luar Madura, di Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Bangka Belitung, Jakarta, Bandung, bahkan sampai ke Malaysia, walau harus meniggalkan segala kesibukan di Pesantren dan kesibukan melayani keperluan masyarakat di Bangkalan. Pun juga kami sisihkan waktu untuk hadir di dunia maya lewat sosial media Facebook, walau terkadang menyita banyak waktu dan fikiran. Lewat Facebook ini kami menyapa dan berkomunikasi ragam aktivitasnya, memberikan support dalam menghadapi segala macam problema hidup, dan memberikan ruang bagi mereka untuk memberikan kontribusi positif bagi perkembangan pesantren Syaichona Moh. Cholil.
Inilah wujud kasih sayang kami yang tulus pada alumni. Kasih sayang sejati yang sudah terpatri dalam dada kami, tak kan pupus di telan waktu, dan tak kan sirna di telan masa. Rasa cinta dan sayang seorang guru bahkan melebihi rasa cinta dan kasih sayang orang tua kepada anak-anaknya. Ketika para santri masih belajar di Pesantren, seorang guru dengan rasa ikhlas dan penuh ketelatenan mendidik dan membina para santri dengan tanpa mengenal lelah. Sehingga kemudian terciptalah ikatan batin yang kuat, menyatu dalam kebersamaan, mengarungi samudera ilmu dengan berbagai memori yang takkan terlupakan. Setelah berhenti dari pesantren, seorang guru akan selalu mengingat dan mendoakan para santrinya, menjalin hubungan silaturrahim secara berkesinambungan, supaya hubungan batin itu tetap tertanam dalam hati sanubari. Kami sangat yakin dengan semakin seringnya kita berkumpul, diharapkan ruh Pesantren akan tetap hidup dalam hati dan jiwa kita. Kalau ruh itu terus bersemayam dalam hati, mengikuti aliran darah ke setiap anggota tubuh, mengisi setiap sendi dalam raga, maka barokah dari Syaichona Moh. Cholil dan seluruh keturunan beliau akan terus mengalir tiada henti dalam kehidupan kita sepanjang waktu. Sungguh betapa indah dan sejuknya. Jiwa raga kita, manakala dalam setiap geraklangkah dan hentakan nafas, kita berada dalam balutan kasih sayang dan barakah dari guru. Setiap saat kita berada dalam taman-taman surga, meniti hari-hari dalam ketentraman dan kedamaian, dalam bingkai perjuangan suci membesarkan Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Tercinta…
Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil mengalami masa-masa keemasan di era Syaichona Moh. Cholil dan KHS. Abdullah Schal. Kini ketika beliau sudah tiada, beban teramat berat itu dipikulkan kepada kami dan saudara saudari kami. Beban berat untuk melanggengkan eksistensi dan nama besar pesantren ini jauh lebih berat dibandingkan memikul gunung sebesar apapun. Melihat realita ini, akankah saudara-saudariku para alumni akan terdiam, berpangku tangan, bahkan tidak menoleh sedikit pun ke arah kami. Padahal kami berjalan tertatih-tatih, terhuyung-huyung, bahkan terbungkuk-bungkuk memanggul amanat yang teramat berat ini. Kami sama sekali tidak bermaksud untuk memasung aktivitas dan profesi kalian wahai saudara-saudariku. Sama sekali tidak. Silahkan kalian mencari nafkah kemanapun kalian inginkan. Terobos seluruh penjuru mata angin, bahkan menembus langit sekalipun. Tapi jangan lupa, lakukanlah seasuatu yang bisa membuat Syaichona Moh. Cholil, KHS Abdullah Schal dan para masyayikh yang lain tersenyum melihat kita. Jangan justru membuat beliau murung, sedih bahkan malu menyaksikan tingkah laku kita.
Para alumni Pondok Pesantren Syaichona Moh. Choli yang kami cintai…
Untuk meraih tujuan mulia tersebut, kemudian kami mendirikan organisasi ASSCHOL (Alumni dan Simpatisan Pondok Pesantren Syaihona Moh. Cholil). Organisasi ASSCHOL ini adalah wadah berkhidmah bagi para alumni dan simpatisan dimanapun berada, berkhidmah bagi pesantren tercinta, sekaligus pula sebagai wadah pemersatu antar alumni, wadah yang menghimpun ide-ide dan kreativitas yang memberikan warna positif bagi perkembangan pesantren. Sejak awal mula didirikan. ASSCHOL diharapkan untuk memberikan tiga manfaat, yaitu manfaat bagi pesantren, manfaat bagi para alumni, dan manfaat bagi masyarakat dan lingkungannya.
Sebagai bagian tak terpisahkan dari pesantren, maka ASSCHOL diharapkan memberikan manfaat bagi perkembangan pesantren, menjaga hubungan baik dengan majelis keluarga, memberikan kontribusi positif dalam segala hal. Jangan pernah menghilang dari pesantren, seperti apapun profesi dan aktivitas keseharian kita dan sehebat apapun jabatan kita. Janganlah pernah merasa kita dibutuhkan oleh pesantren, tapi justru kitalah yang butuh kepada Pesantren. Jangan pernah berfikir apa yang akan didapatkan dari pesantren, tapi berpikirlah apa yang bisa kita berikan kepada Pesantren. Menjaga hubungan baik dan membatu perkembangan Pesantren, akan membuat para alumni berada di jalur yang tepat, sebagaimana dilakukan oleh para alumni terdahulu. Bukankah kita sudah tahu, bahwa para alumni terdahulu menjadi orang-orang yang mulia, menjadi insan-insan yang shaleh dan kamil, saidun fid dunya wal akhiroh, karena terus menjaga hubungan baik dengan guru mereka di Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil.
KH. Hasyim Asyari (Tebu Ireng Jombang), KH. A. Wahhab Hasbullah (Tambak Beras Jombang), KH Abd. Karim (Lirboyo Kediri), KHR. Asad Syamsul Arifin (sukerejo Situbondo), KH. Hasan (Genggong Probolinggo) dan Ulama-Ulama besar lainnya, adalah contoh kongkret para alumni Demangan yang menggapai kemuliaan itu. Apakah kita tidak ingin merengkuh kamuliaan dan kebahagiaan dunia akhirat seperti para beliau tersebut? Hadratul Maghfurlah KHS. Abdullah Schal pernah menyampaikan Demangan penuh barakah bagi mereka yang mau membantunya, sebalinya bala akan didapat bagi alumni yang tidak peduli dan menghilang darinya”.
Keberadaan ASSCHOL juga diharapkan memberikan manfaat yang besar bagi para alumni, manfaat yang bisa memberikan kebahagiaan dunia akhirat. Manfaat yang paling utama adalah terjaganya hati kita. Terjaganya Aqidah dan Syariah kita, sebagaimana yang diajarkan Guru-Guru kita di Pesantren. Apalagi di era reformasi yang serba terbuka ini, dimana berbagai macam faham, baik yang bersifat lokal maupun transnasional, dengan mudahnya masuk ke berbagai daerah, menyusup ke hampir semua lapisan masyarakat. Kalau kita tidak mempunyai benteng yang kuat, maka kita akan mudah tergoda dan terpengaruh dengan faham-faham yang menyimpang dari Ahlus Sunnah Wal jamaah An-Nahdliyyah tersebut. Salah satu benteng yang akan menyelamatkan kita, adalah terus aktif dalam semua kegiatan ASSCHOL, menjaga hubungan baik antar alumni, terutama dengan Majelis Keluarga Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Demangan. Dalam menjaga hubungan baik dengan Majelis Keluarga ini, para alumni harus senantiasa menjaga lisan, hati, jiwa dan raganya dalam menata hubungan dengan seorang guru, agar barakah terus mengalir tiada berhenti. Hujjatul Islam Al-Imam Al-Ghozali mengingatkan untuk tidak pernah sedikitpun suuzhan kepada guru, jangan pernah terbesit sedikitpun perasaan buruk sangka kepada guru. Al-Imam Nawawi setiap saat selalu berdoa untuk mendapatkan ilmu yang manfaat dan barakah, serta memohon kepada Allah agar tidak ditampakkan baginya aib sang guru, karena takut tidak mampu menjaga hatinya, yang menyebabkan ilmunya tidak bermanfaat dan barakah pergi meninggalkannya. Kalau hubungan mulia dengan majelis keluarga ini terjaga dengan baik, maka akan membuat ruh pesantren tetap tertanam kuat dengan hati kita, cahaya pesantren akan terus menyinari jiwa raga kita setiap saat dan setiap waktu.
ASSCHOL juga diharapkan memberikan manfaat bagi masyarakat di sekitarnya, dengan para simpatisan, dan seluruh elemen masyarakat. Ilmu yang sudah didapatkan di pesantren diharapkan bermanfaat bagi dirinya, bagi keluarganya, dan masyarakat yang ada di sekitarnya. Demikian pula, program dan kegiatan ASSCHOL harus terus digalakkan, dengan melibatkan masyarakat umum, dengan ide dan kreativitas masing-masing, sesuai dengan situasi dan konduisi masyarakat dan lingkungan yang ditempati, tetapi harus tetap mengacu kepada visi dan misi yang sudah duigariskan oleh pesantren kita tercinta. Silahkan memunculkan ide dan kreativitas sehebat apapun dalam merealisasikan semua program dan kegiatan tersebut, tapi jangan sampai melenceng dari rel-rel pesantren, apalagi sampai merusak nama baik Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil tercinta.
Ya Allah Ya Rabbana Ya Rahman Ya Rahim…
Semoga kami senantiasa dalam dekapan ridha-Mu, dalam naungan rahmat dan kasih-sayang-Mu, dalam untaian syafaat Rasul-Mu. Semoga guru-guru kami senantiasa tersenyum dan bangga melihat kami bersatu padu mengayun langkah perjuangan membesarkan Pesantren Syaichona Moh. Cholil. Ikatlah kami dalam satu langkah dan satu barisan, saling bergandengan tangan dalam memberikan kontribusi positif bagi kemajuan pesantren kami tercinta. Jangan biarkan kami tercerai-berai dalam ragam aktivitas kami masing-masing, jangan pisahkan kami hanya karena kesibukan hidup yang menyita waktu, satukanlah kami Ya Allah, satukanlah dalam ikatan persaudaraan suci, menapak hari-hari penuh ketenangan dan kebahagiaan hidup. jauhkanlah kami dari segala kesulitan, penderitaan dan kegetiran hidup. Semoga barakah Syaichona Moh. Cholil, Kiai Imron, Nyai Romlah, Kiai Abdullah Schal dan para Dzurriyah Syaichona Moh. Cholil senantiasa mengalir dalam kehidupan kami, sehingga kami menjadi insan-insan yang saidun fid dunya wa saidun fil akhirah. Amiin Allahumma Amiin.
Bangkalan, 13 Rajab 1439/31 Maret 2018
Pengasuh PP. Syaichona Moh. Cholil
RKH. FAKHRILLAH ASCHAL