Oleh: RKH. Fakhrillah Aschal

بسم الله الرحمن الرحيم، الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على اشرف الانبياء والمرسلين سيدنا محمد وعلى أله وصحبه أجمعين ولا حول ولا قوة الا بالله العلي العظيم سبحانك لا علم لنا الا ما علمتنا إنك أنت العليم الحكيم، قال الله تعالى:

Allah SWT. Berfirman:

فَلَا تَخْشَوْهُمْ وَاخْشَوْنِي وَلِأُتِمَّ نِعْمَتِي عَلَيْكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَهْتَدُونَ [البقرة: 150]

“Maka janganlah kamu (orang yang beriman) takut kepada mereka (orang-orang yang dholim dari golongan yahudi dan nasroni) maksudnya teramat khawatir disebabkan peralihan/perpindahan kiblat itu, tetapi takutlah kepada-Ku yaitu dengan mengikuti segala perintah-Ku, dan agar Aku sempurnakan nikmat-Ku kepadamu dengan menuntunmu pada pokok agamamu dan supaya kamu memperoleh hidayah (petunjuk) pada kebenaran”.

Nikmat yang paling utama yang tiada bandingannya adalah  seorang hamba  Allah swt. yang selalu diberi hidayah dan taufiq oleh-Nya karena nikmat yang Allah berikan berupa iman dan islam adalah nikmat yang menjadikan selamatnya seorang hamba mulai dari alam dunia menuju alam barzakh (qubur) sampai menuju alam terakhir yakni alam akhirat untuk menuju surganya Allah swt. dalam memperoleh rahmat-Nya.

Seseorang apabila dalam hidupnya selalu menjaga iman dan islam sehingga Allah selalu memberi taufiq dan hidayah sampai orang tersebut meninggalnya dalam keadaan tetap menjaga iman dan islam, dan andai kata matinya orang tersebut berlumuran dengan dosa, sekalipun dosa besar, maka Insya Allah masih besar harapan bagi orang tersebuat akan mendapat rahmat serta maghfiroh dari Allah swt. karena orang tersebut meninggalnya dalam keberadaan menjaga iman dan islam.

Pintu rahmat dan maghfiroh Allah akan terbuka bagi orang yang senantiasa menjaga iman dan islam baik terbukanya pintu rahmat tersebut melalui aliran pahala yang dikirim oleh anak cucunya, famili, saudara, teman dan tetangganya dan orang tersebut meninggal dalam keadaan beriman, Namun na’udzubillah jika matinya seorang hamba Allah tidak dalam keadaan beriman dengan artian orang tersebut selama berada di dunia, semasa hidupnya selalu mengerjakan perbuatan dosa maka pintu rahmat dan maghfiroh Allah swt. akan tertutup rapat baginya sehingga orang tersebut akan disiksa di alam barzakh apalagi kelak di alam akhirat.

Tanda-tanda keberadaan seorang hamba Allah di alam akhirat, dia selamat atau celaka bisa diketahui sewaktu dia masih berada di alam qubur, sebagaimana sabda nabi Muhammad saw. :

الْقَبْرَ أَوَّلُ مَنْزِلٍ مِنْ مَنَازِلِ الآخِرَةِ , فَإِنْ نَجَا مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَيْسَرُ مِنْهُ , وَإِنْ لَمْ يَنْجُ مِنْهُ فَمَا بَعْدَهُ أَشَدُّ مِنْهُ

“Alam qubur adalah tempat awal persinggahan akhirat, jika selamat darinya (adzab qubur) maka persinggahan yang setelahnya akan lebih mudah darinya, dan jika tidak selamat darinya, maka persinggahan yang setelahnya lebih berat darinya”.

Dalam hadits lain nabi Muhammad saw menjelaskan bahwa :

القبر روضة من رياض الجنة او حفرة من حفر النيران

“Alam qubur merupakan salah satu taman dari taman-taman surga atau jurang dari jurang-jurang neraka”

Oleh karena itu seorang hamba yang ingin dirinya selamat di alam qubur dan alam akhirat tergantung amaliah selama hidupnya, apabila selama hidupnya memperbayak ibadah kepada Allah maka dia akan selamat dan mendapat tempat yang paling indah disurga, namun jika selalu melanggar perintah Allah maka dia akan celaka serta di tempatkan di neraka.

Tujuan Allah menciptakan manusia tiada lain karena untuk memperbanyak ibadah, sebagaiman firman allah swt;

وما خلقت الجن والإنس الا ليعبدون

“”Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku”

Semoga kita senantiasa mendapat hidayah, taufiq serta rahmat dari allah swt sehingga kita tergolon orang-orang yang sa’idun fiddunya wa sa’idun fil akhirah, amin.

والله اعلم بالصواب

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.