Tak ada yang menyangkal dan menyangsikan bagaimana hebatnya ibadah “sedekah” dalam menolak datangnya musibah dan marabahaya. Sebab sedekah, Allah ringankan musibah yang datang menimpa, sehingga kita mampu menghadapi dan melewatinya dengan penuh kesabaran. Sebab sedekah pula, Allah jauhkan marabahaya dari kita.

Selain itu, apabila kita sedang susah karena suatu hal, maka cobalah kita bersedekah pada orang-orang fakir miskin dan yang lagi membutuhkan. Dengan begitu, Allah akan menghilangkan kesusahan kita dan menggantinya dengan kebahagiaan. Seperti yang telah Rasulullah saw sabdakan: “Barangsiapa menghilangkan satu kesusahan dari saudaranya sesama muslim dari berbagai kesusahan kehidupan dunia, maka Allah akan menghilangkan darinya satu kesusahan dari berbagai kesusahan kehidupan akhirat”.

Rasulullah saw bersabda: “Sedekah itu dapat menolak datangnya bala’ dan memperpanjang usia”. Yang dimaksud memperpanjang usia adalah menjadikan usia kita penuh dengan nilai-nilai ibadah dan kebaikan.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abi Na’im dari ‘Ali ra: “Sedekah yang semestinya, berbuat baik, berbakti pada kedua orang tua serta menyambung tali silaturrahim dapat merubah yang celaka menjadi yang bahagia, menambah usia dan menjaga dari kematian yang buruk”.

Marilah kita coba mengingat semua peristiwa yang pernah terjadi pada kita atau orang-orang yang hidup bersama kita, di sekitar kita. Sebagian dari mereka mengalami suatu musibah besar yang secara logika mestinya berakibat kerusakan besar, tapi ternyata efeknya biasa saja. Kejadian “aneh” ini bisa terjadi barangkali karena sedekah yang mereka berikan dengan keikhlasan dan ketulusan hati. Apalagi, dulu di zaman Nabi Sulaiman ada seorang laki-laki yang memiliki sebuah pohon besar di dekat rumahnya, yang di atas pohon tersebut berdiam anak-anak burung merpati. “Naiklah ke atas pohon itu dan turunkan anak-anak burung merpati itu untuk kita jadikan makanan buat anak-anak kita!”, kata si istri. Lalu laki-laki tadi melakukan permintaan istrinya. Maka si induk burung merpati melapor pada Nabi Sulaiman dan menceritakan apa yang terjadi. Menindak lanjuti laporan tersebut, Nabi Sulaiman memanggil si laki-laki tadi dan mengancamnya untuk segera bertobat. “Saya tidak akan mengulangi perbuatan saya untuk selamanya”, kata si laki-laki tadi. Kemudian pulanglah ia ke rumahnya. Beberapa lama kemudian si istri meminta pada laki-laki tersebut agar menurunkan anak burung merpati seperti permintaannya yang pertama. “Aku tak mau mengulanginya lagi untuk selamanya”, jawab laki-laki tersebut. Mendengar jawaban penolakan dari suaminya, berkatalah sang istri seperti perkataannya yang pertama, yakni meminta laki-laki tersebut untuk naik ke atas pohon. Melihat si istri tetap memaksanya,maka berkatalah laki-laki tadi, “Pokoknya aku tak mau melakukannya lagi, karena Nabi Sulaiman telah melarangku”. Maka berkatalah si istri, “Aapakah engkau kira Nabi Sulaiman perduli kepadamu atau kepada burung merpati itu sementara beliau sibuk dengan kerajaannya”. Sang istri terus memaksanya sehingga pada akhirnya laki-laki tadi naik ke atas pohon untuk menurunkan anak burung merpati itu. Akhirnya induk burung merpati kembali datang untuk melapor kepada Nabi Sulaiman tentang kejadian yang ia alami. Mendengar laporan si burung merpati,marahlah Nabi Sulaiman, dan memanggil dua orang setan (jin) yang mana salah satunya berasal dari timur dan satu yang lain dari barat. Nabi Sulaiman berpesan kepada dua jin tadi; “Tetaplah kalian jaga pohon itu. Apabila laki-laki itu kembali mau mengambil anak merpati itu maka peganglah kedua kakinya dan lemparkan dia dari atas pohon itu”. Lalu pergilah kedua jin tersebut untuk menjaga pohon itu.

Pada saat burung merpati sedang mengerami telornya, laki-laki itu bermaksud naik dan kedua kakinya sudah diletakkan di pohon tersebut namun tiba-tiba laki-laki tadi melihat seorang pengemis sedang berdiri di depan pintu. Lalu ia menyuruh istrinya untuk memberinya sesuatu. akan tetapi sang istri mengatakan bahwa ia tidak memiliki sesuatu yang bisa ia berikan pada pengemis tersebut. Akhirnya laki-laki tersebut pulang ke rumahnya dan menemukan sesuap makanan yang kemudian ia berikan kepada pengemis tadi. Setelah itu ia naik kembali ke atas pohon dan menurunkan anak-anak burung merpati yang ada di atasnya. Maka kembalilah si burung merpati melaporkan kejadian itu pada Nabi Sulaiman. Mendengar hal tersebut Nabi Sulaiman sangat marah dan memanggil dua setan yang telah ia tugaskan untuk menjaga pohon itu dan bertanya, “Apakah kalian tidak mentaati perintahku?”,
“Kami tidak mendurhakai tuan. Sungguh kami telah menjaga pohon itu. Ketika laki-laki itu naik ke atas pohon, datanglah seorang pengemis, lalu ia beri pengemis tersebut sesuap gandum, lalu kembali naik. Maka kami bersegera mengejarnya untuk menangkapnya. Akan tetapi tiba-tiba Allah kirimkan dua orang malaikat. Yang satu mencekik leher saya dan melempar saya ke tempat terbitnya matahari. sedangkan yang lain mencekik leher teman saya dan melemparkannya ke tempat tenggelamnya matahari”, jawabnya.

Hal seperti ini bisa terjadi apabila sedekah yang kita berikan berasal dari harta yang didapatkan dengan yang halal. Adapun jika berasal dari sesuatu yang haram maka sedekah hanya akan menimbulkan siksa. Sebagaimana yang diriwayatkan dari Anas bin Malik ra bahwasanya Rasulullah saw bersabda; “Sesungguhnya di dalam neraka terdapat sebuah rumah yang bernama Bait al-Hazen (rumah kesedihan) yang Allah persiapkan bagi orang-orang yang bersedekah dengan harta haram”.

Oleh: M. Farid Dimyathi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.