Asscholmedia.net – Madrasah Diniyah Salafiyah al-Ma’arif Pondok Pesantren Syaichona Moh. Cholil Bangkalan mengadakan seminar bagi para tenaga pengajar di lingkungan Pesantren yang diikuti oleh semua Guru Madrasah (09/09) untuk meningkatkan kompetensi yang dimiliki oleh tenaga Pendidik

Ust. Moh. Tuba selaku kepala Madrasah meyampikan bahwa seminar guru kali ini sengaja meilih tema “Mengapa Harus Menjadi Guru Madrasah” sebab akhir-akhir ini kita melihat bahwa tenaga guru agama semakin minim dan bahkan di beberapa lembaga formal banyak tidak meiliki guru agama.

“tema ini sengaja kami pilih disamping untuk meningkatkan semangat guru dalam mengajar agama, juga hari ini bisa kita lihat bahwa mencari guru agama semakin sulit karena guru agama itu honornya sedikit” ujarnya.

Seminar yang dilaksanakan mulai pagi tersebut mendatangkan Nara Sumber KH. A. Azizi Hasbulloh Pengasuh Ponpes HM Mbaran Ploso Selopuro Blitar seorang yang hidupnya dicurahkan untuk ilmu agama.

Mengawali pemaparannya beliau menjelaskan tentang devinisi Tarbiyah dan Taklim dimana terdapat perbedaan mendasar pada keduanya “tarbiyah itu adalah mendidik seseorang agar miliki akhlaq terpuji sedangkan taklim hanya bersifat teoritis saja tanpa adanya penekanan pada implementasi yang nyata, jadi di Pondok Pesantren itu yang terjadi adalah tarbiyah bukan sebatas taklim” katanya.

Selain itu beliau juga banyak menyinggung tentang keistimewan-keistimewaan yang dimiliki Pesantren dan tidak ada pada lembaga lain dintaranya adalah habituasi atau pendidikan karakter dan pembiasaan perilaku yang dilakukan secara terus-menerus dibawah pengawasan seorang kiyai.

Keistimewaan Pesantren yang lain adalah adanya uswatun hasanah dari seorang Ustadz dan Kiyai sehingga para santri bisa mantauladani dan meniru apa yang dicontohkan oleh figur-figur pesantren “di pesantren itu ada uswatun hasanah oleh karenanya peraanan guru sangat dominan sebab akan ditiru oleh para murid dan juga di pesantren menanamkan ideologi kepada para murid sehingga pesantren juga mampu merubah kebiasaan murid, dan pola pikir murid” imbuhnya.

Disamping keistimewaan yang telah disebut Pesantren juga selalu memotivasi santri bagaimana bisa menjadi orang yang ihlas dan dapat membantu sesama yang mana motivasi semacam ini jarang sekali ditemukan di luar pesantren justru yang banyak di luar pesantren adalah memberikan motivbasi dengan hal-hal yang bersifat duniawi saja seperti bagaimana bisa menjadi orang hebat dan orang sukses.

Berkenaan dengan tema yang dibahas “mengapa harus menjadi guru” Pengurus LBM PBNU ini menegaskan bahwa guru adalah profesi yang paling mulia disisi Allah SWT. Dengan menyebutkan firman Allah SWT yang artinya: “Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya.” (QS at-Taubah/122).

Selain sebagai profesi yang mulya Mengajar dan belajar adalah sarana yang paling utama menuju Allah SWT. Sebagaimana uraian Imam Abu Hamid al-Ghozali menegaskan bahwa profesi sebagai pendidik atau pengajar adalah profesi terbaik. Dan jalan terbaik menuju Allah adalah dengan cara belajar dan mengajar Ilmu agama.

Diakhir materinya beliau berpesan bahwa tujuan mengajar bukanlah untuk mejadikan murid pintar, sebab seorang guru tidaklah bisa menjadikan murid pintar bahkan laksanakanlah semua itu karena ada perintah dari Allah SWT.

Redaktur : Zainal Arifin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.